A.
Peran
Bioteknologi dalam Bidang Kesehatan
Salah
satu peran bioteknologi dalam bidang kesehatan adalah dihasilkannya senyawa
antibiotic yang dapat menghambat bakteri pathogen . Antibotik pertama kali
ditemukan oleh Sir Alexander Fleming pada tahun 1928. Antibiotic tersebut
dihasilkan oleh tapang panicillium
notatum sehingga disebut penisilin. Beberapa tahun kemudian ditemukan
strain lain yaitu p.chrysogenum, yang memiliki kemampuan produksi lebih baik.
Sebagian besar antibiotic dihasilkan oleh kapang tertentu atau bakteri dari
keliompok Actinomycetes yang umum nya terdapat ditanah .produksi masal
antibiotic pertama kali dimulai pada decade 1940 an. Pada awalnya , antibiotic
diproduksi secara alami, tetapi sekarang telah dimodifikasi secara kimia
sehingga merupakan proses semi sentises.
Mikroorganisme yang direkayasa
geneticnya dapat memberikan harapan baru untuk melawan kanker , salmonella
typhimurium, yaitu suatu bakteri yang biasanya menyebabkan keracunan pangan,
dapat digunakan untuk melawan tumor dan kanker secara sistematis. Bakteri
tersebut direkayasa secara genetic agar dapat membunuh sel-sel kanker, tetapi
tidak merusak atau menjadi pathogen pada jaringan tubuh manusia.
Rekayasa genetic juga dapat
digunakan untuk menghasilkan vaksin hepatitis B. caranya, gen-gen untuk
selubang protein virus hepatitis dimasukan kedalam sel-sel ragi . jika sel-sel
ragi itu dikulturkan mereka akan menghasilkan suatu protein yang berperan sebagai
suatu anti gen (vaksin). Dan merangsang pembentukan antibody terhadap penyakit
.
Hormon insulin dapat diproduksi
dengan cara merekayasa genetic bakteri dan telah digunakan sejak tahun
1982.hormon insulin manusia yang dihasilkan dengan cara ini lebih murni dari
pada insulin yang dihasilkan dari babi atau sapi, yang kadang-kadang
memicu reaksi alergi terhadap adanya
protein asing. Hormone lain yang dihasilkan bakteri yang direkayasa genetic
adalah hormone pertumbuhan manusia.
Dampak positif :
Bioteknologi juga dimanfaatkan untuk berbagai keperluan misalnya dalam pembuatan antibodi monoklonal, pembuatan vaksin, terapi gen dan pembuatan antibiotik. Proses penambahann DNA asing pada bakteri merupaka prospek untuk memproduksi hormon atau obat-obatan di dunia kedokteran. contohnya pada produksi hormon insulin, hormon pertumbuhan dan zat antivirus yang disebut interferon. Orang yang menderita diabetes melitus membutuhkan suplai insulin dari luar tubuh. Dengan menggunakan teknik DNA rekombinan, insulin dapat dipanen dari bakteri.
Bioteknologi juga dimanfaatkan untuk berbagai keperluan misalnya dalam pembuatan antibodi monoklonal, pembuatan vaksin, terapi gen dan pembuatan antibiotik. Proses penambahann DNA asing pada bakteri merupaka prospek untuk memproduksi hormon atau obat-obatan di dunia kedokteran. contohnya pada produksi hormon insulin, hormon pertumbuhan dan zat antivirus yang disebut interferon. Orang yang menderita diabetes melitus membutuhkan suplai insulin dari luar tubuh. Dengan menggunakan teknik DNA rekombinan, insulin dapat dipanen dari bakteri.
1.
PEMBUATAN
ANTIBODI MONOKLONAL
Antibodi
monoklonal adalah antibodi yang diperoleh dari suatu sumber tunggal. Dapat pula
diartikan bahwa antibodi monoklonal adalah antibodi sejenis yang diproduksi
oleh sel plasma klon sel-sel b sejenis. Antibodi ini dibuat oleh sel-sel
hibridoma (hasil fusi 2 sel berbeda; penghasil sel b Limpa dan sel mieloma)
yang dikultur. Bertindak sebagai antigen yang akan menghasilkan anti bodi
adalah limpa. Fungsi antara lain diagnosis penyakit dan kehamilan
Manfaat
antibodi monoklonal, antara lain:
1) Untuk mendeteksi kandungan hormon
korionik gonadotropin dalam urine wanita hamil.
2) Mengikat racun dan menonaktifkannya.
3) Mencegah penolakan tubuh terhadap
hasil transplantasi jaringan lain.
Vaksin
digunakan untuk mencegah serangan penyakit terhadap tubuh yang berasal dari
mikroorganisme. Vaksin didapat dari virus dan bakteri yang telah dilemahkan
atau racun yang diambil dari mikroorganisme tersebut.
Vaksin
Hepatitis B dan malaria adalah contoh pembuatan vaksin melalui bioteknologi
modern. Secara konvensional pelemahan kuman dilakukan dengan pemanasan atau
pemberian bahan kimia. Dengan bioteknologi dilakukan fusi atau transplantasi
gen.
Vaksin
dimasukkan (dengan disuntikkan atau oral) ke dalam tubuh manusia agar sistem
kekebalan tubuh manusia aktif melawan mikroorganisme tersebut. Vaksin telah
membantu berjutajuta orang di dunia dalam pencegahan serangan penyakit yang
serius.
Vaksin
berasal dari sumber-sumber berikut:
1.
Mikroorganisme
yang telah mati
Menggunaan mikroorganisme yang telah mati antara lain digunakan untuk menghasilkan vaksin batuk rejan dari bakteri penyebab batuk rejan. Bakteri tersebut dimatikan dengan pemanasan atau penggunaan senyawa kimia untuk mendenaturasi enzimnya.
Menggunaan mikroorganisme yang telah mati antara lain digunakan untuk menghasilkan vaksin batuk rejan dari bakteri penyebab batuk rejan. Bakteri tersebut dimatikan dengan pemanasan atau penggunaan senyawa kimia untuk mendenaturasi enzimnya.
2.
Mikroorganisme
yang telah dilemahkan
Vaksin yang dihasilkan dari mikroorganisme yang sudah dilemahkan disebut sebagai atermsi. Vaksin yang melawan aktivitas bakteri secara cepat merupakan vaksin atenuasi. Contoh vaksin yang menggunakan sumber tersebut adalah vaksin difteri dan tetanus yang dihasilkan dari substansi toksin yang sudah tidak berbahaya dari bakteri. Toksoid bertujuan untuk merangsang produksi toksin, namun mengurangi resiko terinfeksi oleh bakteri dari jenis tertentu.
Vaksin yang dihasilkan dari mikroorganisme yang sudah dilemahkan disebut sebagai atermsi. Vaksin yang melawan aktivitas bakteri secara cepat merupakan vaksin atenuasi. Contoh vaksin yang menggunakan sumber tersebut adalah vaksin difteri dan tetanus yang dihasilkan dari substansi toksin yang sudah tidak berbahaya dari bakteri. Toksoid bertujuan untuk merangsang produksi toksin, namun mengurangi resiko terinfeksi oleh bakteri dari jenis tertentu.
3.
PEMBUATAN
ANTIBIOTIKA
Antibiotika adalah suatu zat yang
dihasilkan oleh organisme tertentu dan berfungsi untuk menghambat pertumbuhan
organisme lain yang ada di sekitarnya. Antibiotika dapat diperoleh dari jamur
atau bakteri yang diproses dengan cara tertentu.
Dipelopori
oleh Alexander Fleming dengan penemuan penisilin dari Penicillium notatum.
Penicillium chrysogenum digunakan untuk mem-perbaiki penisilin
yang sudah ada dengan mutasi secara iradiasi ultra violet dan sinar X. Selain Penicillium
chrysogenu, beberapa mikroorganisme juga digunakan sebagai antibiotik,
antara lain:
- Cephalospurium ::penisilin N.
- Cephalosporium : sefalospurin C.
- Streptomyces : : streptomisin, untuk pengobatan TBC
Zat
antibiotika telah mulai diproduksi secara besar-besaran pada Perang Dunia II
oleh para ahli dari Amerika Serikat dan Inggris.
Dengan
rekayasa DNA, dewasa ini telah digunakan mikroorganisme untuk memproduksi
hormon. Hormon-hormon yang telah diproduksi, misalnya insulin, hormon
pertumbuhan, kortison, dan testosteron.
Contoh
hormon insulin manusia yang dihasilkan dengan bantuan Escherechia coli untuk mengobati kencing manis.
Dampak negative :
Produk-produk hasil rekayasa genetika memiliki resiko potensial sebagai berikut:
Produk-produk hasil rekayasa genetika memiliki resiko potensial sebagai berikut:
a) Gen sintetik dan produk gen baru
yang berevolusi dapat menjadi racun dan atau imunogenik untuk manusia dan
hewan.
b) Rekayasa genetik tidak terkontrol
dan tidak pasti, genom bermutasi dan bergabung, adanya kelainan bentuk generasi
karena racun atau imunogenik, yang disebabkan tidak stabilnya DNA rekayasa
genetik.
c) Virus di dalam sekumpulan genom yang
menyebabkan penyakit mungkin diaktifkan oleh rekayasa genetik.
d) Penyebaran gen tahan antibiotik pada
patogen oleh transfer gen horizontal, membuat tidak menghilangkan infeksi.
e) Meningkatkan transfer gen horizontal
dan rekombinasi, jalur utama penyebab penyakit.
f) DNA rekayasa genetik dibentuk untuk
menyerang genom dan kekuatan sebagai promoter sintetik yang dapat mengakibatkan
kanker dengan pengaktifan oncogen (materi dasar sel-sel kanker).
g) Tanaman rekayasa genetik tahan
herbisida mengakumulasikan herbisida dan meningkatkan residu herbisida sehingga
meracuni manusia dan binatang seperti pada tanaman.
B.
Peran
bioteknologi dalam bidang pelestarian lingkungan
Peran bioteknologi dalam bidang
pelestarian lingkungan, contohnya adalah produksi bio gas dari limbah
perternakan yang ddapat mengurangi pencemaran lingkungan, akibat limbah
perternakan tersebut. Bio gas merupakan gas metan yang dihasilkan dari
penguraian bahan organic ( kotoran hewan ) oleh mikroba pada fermentasi
anaerob. Gas yang dihasilkan dapat digunakan sebagai bahan bakar untuk
keperluan sehari-hari, tetapi tidak bisa digunakan untuk kendaraan bermotor.
Selain
kotoran hewan, limbah batang dan daun tebu juga dapat difermentasi menjadi etanol ( alkohol ) untuk mengganti mnyak bumi.
Kelebihan etanol dibandingkan minyak bumi adalah lebih sedikit penyebab
pencemaran. Bahan bakar biologis lainnya adalah
minyak dari biji bunga matahari, dan minyak kelapa sawit yang diolah
menjadi bahan bakar pengganti solar atau disebut biodiesel.
Mikroorganisme
dapat pula dijadikan sebagai pembersih bahan pencemar lingkungan yang dikenal
dengan istilah bioremediasi. Bioremediasi merupakan proses pembersihan
lingkungan tercemar dengan menggunakan mikroorganisme, seperti jamur dan
bakteri . bioremediasi bertujuan untuk menghilangkan , pemecahan atau mengdegradasi
zat-zat pencemaran.
Dampak
postif :
Bioteknologi dapat digunakan untuk
perbaikan lingkungan misalnya dalam hal mengurangi pencemaran dengan adanya
teknik pengolahan limbah dan dengan memanipulasi mikroorganisme.
Dampak
negative :
Saat ini, umat manusia mampu
memasukkan gen ke dalam organisme lain dan membentuk "makhluk hidup
baru" yang belum pernah ada. Pengklonan, transplantasi inti, dan
rekombinasi DNA dapat memunculkan sifat baru yang belum pernah ada sebelumnya.
Pelepasan organisme-organisme transgenik ke alam telah menimbulkan dampak
berupa pencemaran biologis di lingkungan kita. Setelah 30 tahun Organisme Hasil
Rekayasa Genetik (OHRG) atau Genetically Modified Organism (GMO), lebih dari
cukup kerusakan yang ditimbulkannya terdokumentasikan dalam laporan
International Specialty Products. Di antaranya:
a) Tidak ada perluasan lahan,
sebaliknya lahan kedelai rekayasa genetik menurun sampai 20 persen dibandingkan
dengan kedelai non-rekayasa genetik. Bahkan kapas di India gagal sampai 100%.
b) Tidak ada pengurangan pengunaan
pestisida, sebaliknya penggunaan pestisida tanaman rekayasa genetik meningkat
50 juta pound dari 1996 sampai 2003 di Amerika Serikat.
c) Tanaman rekayasa genetik merusak
hidupan liar, sebagaimana hasil evaluasi pertanian Kerajaan Inggris.
C. Peran Bioteknologi dalam Bidang
Pertambangan
Di beberapa Negara telah digunakan mikroba atau bakteri
untuk penambangan secara biologis yang dikenal dengan istilah bioleaching.
Bakteri yang digunakan merupakan bakteri kemoautotrof, yaitu bakteri yang
menggunakan sumber karbon dari bahan anorganik dan sumber energy dari reaksi
kimia. Contoh bakteri ini adalah Thiobacillus faerro-oxidans dan Thiobacillus
thiooxidans. Kedua bakteri ini mampu mengubah logam dari bijih mineral berkadar
rendah. Sebagai contoh, bioleaching oleh bakteri dapat mengekstraksi tembaga
dari limbah tambang tua yang hanya mengandung 0,25 – 0,50% tembaga. Bioleaching
dapat digunakan untuk menambang logam, seperti tembaga dan besi bahkan emas. Kemampuan
mikroorganisme untuk memisahkan logam dan batuan merupakan bagian dan
perkembangan bioteknologi dalam dunia pertambangan mineral. Tembaga, uranium,
dan emas secara efisien dapat diekstrak oleh bakteri Thiobacillus feroxidans
dari bijihnya. Penemuan ini selain dapat meningkatkan mutu logam mineral, juga
dapat mengurangi keruakan lingkungan yang disebabkan oleh aktivitas penambangan
D.
Peran
Bioteknologi dalam Bidang Reproduksi
Contoh bioteknologi dalam bidang
reproduksi antara lain kloning dan bayi tabung.
i.
Kloning
Kloning berasal dari kata ‘clone’, artinya mencangkok. kloning merupakan salah
satu bentuk reproduksi secara aseksual. Dalam cloning tidak terjadi proses
meosis dan rekombinasi sehingga sel-sel atau organisme yang dihgasilkan disebut
klon yang memiliki kesamaan genetic. Secara sederhana bisa dipahami, teknik ini adalah cara
reproduksi vegetatif buatan yang dilakukan pada hewan dan atau manusia.
Seperti yang kita ketahui bahwa mayoritas hewan (termasuk manusia) hanya bisa
melakukan reproduksi generatif (kawin) yang dicirikan adanya rekombinasi gen
hasil proses fertilisasi ovum oleh sperma. Sedangkan pada reproduksi vegetatif
tidak ada proses tersebut, karena individu baru (baca: anak) berasal dari
bagian tubuh tertentu dari induknya. Dengan teknik kloning, hewan dan manusia
bisa diperbanyak secara vegetatif (tanpa kawin). Kultur jaringan
merupakan salah satu bentuk cloning. Ada dua jenis cloning yaitu cloning gen
dan cloning individu.
1) Kloning
gen
Cloning gen atau teknik DNA
rekombinan merupakan teknik rekayasa genetic yang digunakan untuk menyisipkan
gen dari suatu organism kedalam genon organism lain sehingga organism tersebut
membawa sifat-sifat tertentu dari gen yang disisipkan tadi. Contoh paling
terkenal dari teknik ini adalah produksi insulin manusia dengan menggunakan sel
bakteri gen insulin dari tubuh manusia disisipkan terlebih dahulu kedalam sel
bakteri sehingga sel bakteri tersebut mampu menghasilkan hormon insulin.
Tahap-tahap
cloning gen insulin ini meliputi :
a. Isolasi
gen (DNA) insulin dari manusia, selanjutnya dilanjutkan pemotongan dengan menggunakan enzim Restriksi Endonuklease
(RE),
b. Penyisipan
DNA donor tersebut kedalam vector, vector merupakan “ kendaraan “ yang akan
dipakai untuk membawa DNA donor kedalam sel inang ( bakteri ) ; vector yang
sering digunakan yaitu plasmide,
c. Trasformasi
DNA ,dengan cara DNA rekomdinan ( plasmide yang telah disisipi sel gen
insulin)dimasukan kembali kedalam sel bakteri.
d. Deteksi
gen insulin yang telah dikloning apakah mampu diekspresikan oleh bakteri atau
tidak, tahap selanjutnya adalah peningkatan ekspresi gen terkloning .
2) Kloning individu
Dr.
Ian Wilmut, asal scotlandia merupakan orang pertama didunia yang
mengumumkan keberhasilannya mengkloning hewan,yaitu domba yang kemudian diberi
nama dolly, dolly dilahirkan melalui proses cloning yang merupakan teknik
pembiakan secara aseksual, bukan hasil penemuan antara ovum dan sperma.
Proses cloning domba dolly secara
garis besar adalah sebagai berikut. Sel ambing ( kelenjar susu ) seekor domba
diambil inti selnya. Inti sel ini kemudian dimasukan kedalam sel telur domba yang telah dibuang
intinya , lalu sel sel telur tadi dipelihara didalam laboratorium sampai tahap
tertentu, selanjutnya ditanam kedalam uterus domba betina lain sampai saatnya
dilahirkan secara genetic, akan dilahirkan domba yang memiliki kesamaan 100
persen dengan domba yang diambil sel
ambingnya tadi.
Untuk
lebih jelas, berikut ini uraian dasar proses kloning pada domba Dolly beberapa
tahun lalu. Perhatikan gambar berikut. Langkah kloning dimulai dengan
pengambilan sel puting susu seekor domba. Sel ini disebut sel somatis (sel
tubuh). Dari domba betina lain diambil sebuah ovum (sel telur) yang kemudian
dihilangkan inti selnya. Proses berikutnya adalah fusi (penyatuan) dua sel
tersebut dengan memberikan kejutan listrik yang mengakibatkan ‘terbukanya’
membran sel telur sehingga kedua sel bisa menyatu. Dari langkah ini telah
diperoleh sebuah sel telur yang berisi inti sel somatis. Ternyata hasil fusi
sel tersebut memperlihatkan sifat yang mirip dengan zigot, dan akan mulai
melakukan proses pembelahan.
Sebagai
langkah terakhir, ‘zigot’ tersebut akan ditanamkan pada rahim induk domba
betina, sehingga sang domba tersebut hamil. Anak domba yang lahir itulah yang
dinamakan Dolly, dan memiliki sifat yang sangat sangat mirip dengan domba donor
sel puting susu tersebut di atas.
Dolly
lahir dengan selamat dan sehat sentausa. Sayangnya selama perjalanan hidupnya
dia gampang sakit dan akhirnya mati pada umur 6 tahun, hanya mencapai umur
separoh dari rata-rata masa hidup domba normal. Padahal kloning yang dilakukan
pada hewan spesies lain tidak mengalami masalah.
Dari
hasil penyelidikan kromosomal, ternyata ditemui bahwa Dolly mengalami
pemendekan telomere.
Telomere adalah suatu pengulangan sekuen DNA yang biasa didapati diujung akhir
sebuah kromosom. Uniknya, setiap kali sel membelah dan kromosom melakukan
replikasi, sebagian kecil dari ujung kromosom ini selalu hilang entah kemana.
Penyebab dan mekanismenya juga belum diketahui sampai sekarang.
Masalah
pemendekan telomere ini diketahui menyebabkan munculnya sinyal agar sel
berhenti membelah. Hal inilah yang diduga berhubungan erat dengan percepatan
penuaan dan kematian. Pemendekan telomere ini ternyata disebabkan oleh
aktivitas enzim yang dikenal dengan telomerase.
Macam – macam kloning :
a) KLONING PADA TUMBUHAN
Sampai hari ini, diketahui sudah cukup banyak DNA hewan dan
tumbuhan yang sudah dikloning. Secara singkat kloning pada sel tumbuhan
(baik dari akar, batang, dan daun) bisa dilakukan dengan cara memotong organ
tumbuhan yang di-inginkan. Lalu kita mencari eksplan, mengambil selnya dan
memindahkan ke media berisi nutrisi agar cepat tumbuh. Eksplan ini akan
menggumpal menjadi gumpalan yang bernama kalus. Kalus adalah cikal bakal akar,
batang, dan daun. Kalus kemudian ditanam di media tanah dan akan menjadi sebuah
tanaman baru.
Nama lain dari kloning pada tumbuhan adalah kultur jaringan,
yaitu suatu teknik untuk mengisolasi, sel, protoplasma, jaringan, dan organ dan
menumbuhkan bagian tersebut pada nutrisi yang mengandung zat pengatur tumbuh
tanaman pada kondisi aseptik,sehingga bagian-bagian tersebut dapat memperbanyak
diri dan beregenerasi menjadi tanaman sempurna kembali.
Ada dua teori dasar yang berpengaruh dalam kultur jaringan.
Yang pertama adalah teori bahwa sel dari suatu organisme multiseluler di mana
pun letaknya, sebenarnya sama dengan sel zigot karena berasal dari satu sel
tersebut. Yang kedua adalah teori totipotensi sel atau Total Genetic
Potential. Artinya, setiap sel yang memiliki potensi genetik mampu
memperbanyak diri dan berdiferensiasi menjadi suatu tanaman lengkap.
Dalam
kultur jaringan ada beberapa factor yang mempengaruhi regenerasi tumbuhannya,
yaitu :
- Bentuk regenerasi dalam kultur in vitro, seperti pucuk adventif atau embrio somatiknya
- Eksplan, yaitu bagian tanaman yang digunakan sebagai bahan awal untuk perbanyakan tanaman. Yang penting dalam eksplan ini adalah factor varietas, umur, dan jenis kelaminnya. Bagian yang sering menjadi ekspan adalah pucuk muda, kotiledon, embrio, dan sebagainya.
- Media tumbuh, karena di dalam media tumbuh terkandung komposisi garam anorganik, zat pengatur tumbuh, dan bentuk fisik media.
- Zat pengatur tumbuh tanaman. Faktor yang perlu diperhatikan dalam penggunaan zat ini adalah konsentrasi, urutan penggunaan dan periode masa induksi dalam kultur tertentu.
- Lingkungan Tumbuh yang dapat mempengruhi regenerasi tanaman meliputi temperatur, panjang penyinaran, intensitas penyinaran, kualitas sinar, dan ukuran wadah kultur.
Skema proses Kultur Jaringan secara singkat
b) KLONING PADA HEWAN
Domba
Dolly : Mamalia yang pertama kali dikloning melalui sel induk dewasanya
|
Kloning
hewan adalah suatu proses dimana keseluruhan organisme hewan dibentuk dari satu
sel yang diambil dari organisme induknya dan secara genetika membentuk individu
baru yang identik sama. Artinya, hewan kloning ini adalah duplikat yang persis
sama baik dari segi sifat dan penampilannya seperti induknya, dikarenakan
adanya kesamaan DNA.
Di
alam, sebenernya kloning bisa saja terjadi. Reproduksi aseksual pada beberapa
jenis organisme dan penemuan mengenai munculnya sel kembar dalam satu telur
juga merupakan apa yang disebut dengan kloning. Dengan kemajuan bioteknologi
sekarang ini, bukan mustahil untuk menciptakan lebih lanjut mengenai kloning
pada hewan.
Pertama
kali para ilmuwan berusaha membentuk sel kloning pada hewan tidak berhasil
selama bertahun-tahun lamanya. Kesuksesan pertama yang diraih oleh ilmuwan pada
saat mereka berhasil mengkloning seekor kecebong dari sel embrio di tubuh katak
dewasa. Namun demikian, kecebong tersebut tidak pernah berhasil tumbuh menjadi
katak dewasa. Kemudian, dengan menggunakan nuclear trasnfer di sel
embrio, para ilmuwan mulai melakukan penelitian terhadap kloning hewan mamalia.
Tapi sekali lagi, hewan-hewan tersebut tidak pernah mencapai hidup yang
panjang.
Skema kloning pada Hewan
Kloning
pertama yang berhasil diujicobakan dan bisa bereproduksi adalah seekor domba
yang dinamakan Dolly. Dolly ditemukan oleh Ian Wilmut dan kawan-kawanya di
Skotlandia pada tahun 1997. Tapi tidak sama dengan uji coba kloning sebelumnya
yang menggunakan sel embrio, kloning dolly menggunakan sel dari domba dewasa.
Karena sel domba dewasa ini dianggap sudah tua, maka, dolly pun jadi berumur
pendek, walau tidak sependek hewan lain hasil kloningan dengan menggunakan sel
embrio.
Sekarang
ini, para ilmuwan sudah sukses mengkloning banyak hewan seperti tikus, kucing,
kuda, babi, anjing, rusa, dan sebagainya dari sel embrio maupun sel non-embrio,
tergantung dari tujuan pengkloningan tersebut. Jika, diharapkan hewan hasil
kloning yang bisa bereproduksi, maka digunakanlah sel non-embrio, sedangkan
jika diharapkan hewan kloning yang tidak harus bisa bereproduksi, maka
digunakan sel embrio.
Proses
kloning hewan melalui tahap berikut, yaitu mengekstrak nukleus DNA dari suatu
sel embrio kemudian ditanamkan dalam sel telur yang sebelumnya intinya sudah
dihilangkan. Kadang-kadang proses ini distimulasi oleh manusia menggunakan alat
dan bahan-bahan kimia. Sel telur yang sudah dibuahi ini kemudian dimasukkan
kembali ke dalam tubuh sel hewan inangnya dan membentuk sifat yang identik.
Beberapa
ilmuwan menjadikan hewan hasil kloningan yang tidak bisa bereproduksi sebagai
bahan pangan. Namun baru-baru ini, diberitakan bahwa hewan hasil kloning, tidak
layak untuk dikonsumsi sebagai makanan manusia walau belum ada bukti pasti
mengenai hal tersebut. Penelitian lebih lanjut mengenai hal ini masih terus
dilakukan.
c) KLONING PADA MANUSIA
Setelah sukses dengan teknologi kloning hewan menyusui,
sekarang hanya tinggal menunggu waktu, timbulnya kabar yang melaporkan lahirnya
manusia hasil kloning. Contohnya saja pada ”Eve”, yang dikabarkan adalah bayi
perempuan pertama hasil kloning, namun kebenaran beritanya masih belum bisa
dipastikan. Ada lagi berita mengenai hasil kloning permintaan dari pasangan
homoseksual dari Belanda. Namun, bukti-bukti konkrit mengenai manusia hasil
kloningannya sama sekali tidak ada.
Beberapa sumber menyebutkan, para peneliti tersebut
beralasan bahwa hal ini menyangkut pribadi sekaligus melanggar privasi dari
pendonor gen jika diberitakan secara luas. Mungkin saja, penyembunyian
berita-berita seperti ini dilakukan, karena masih banyaknya kontroversi serta
pro dan kontra yang terjadi di masyarakat mengenai pengkloningan manusia
yang dianggap melanggar kodrat alam dan tidak sesuai dengan etika yang dianut
dari agama.
Proses kloning pada manusia, sebenarnya tidak memiliki
banyak perbedaan dengan bayi tabung atau in vitro fertilization. Dalam
proses ini, sperma sang suami dicampur ke dalam telur sang istri dengan proses
in vitro di dalam tabung kaca.
Gambaran kasar kloning manusia
Setelah
sperma tumbuh menjadi embrio, embrio tersebut ditanamkan kembali ke dalam tubuh
si ibu, atau perempuan lain yang menjadi ’ibu tumpang’. Bayi yang lahir secara
biologis merupakan anak suami-istri tadi, walaupun dilahirkan dari rahim
perempuan lain.
Proses
kloning manusia dapat dijelaskan secara sederhana sebagai berikut :
- Mempersiapkan sel stem : suatu sel awal yang akan tumbuh menjadi berbagai sel tubuh. Sel ini diambil dari manusia yang hendak dikloning.
- Sel stem diambil inti sel yang mengandung informasi genetic kemudian dipisahkan dari sel.
- Mempersiapkan sel telur : suatu sel yang diambil dari sukarelawan perempuan kemudian intinya dipisahkan.
- Inti sel dari sel stem diimplantasikan ke sel telur
- Sel telur dipicu supaya terjadi pembelahan dan pertumbuhan. Setelah membelah (hari kedua) menjadi sel embrio.
- Sel embrio yang terus membelah (disebut blastosis) mulai memisahkan diri (hari ke lima) dan siap diimplantasikan ke dalam rahim.
- Embrio tumbuh dalam rahim menjadi bayi dengan kode genetik persis sama dengan sel stem donor.
Dampak dari Kloning
Dalam kehidupan kita ternyata
proses pengkloningan dapat membawa dampak buruk Kloning akan memiliki dampak
buruk bagi kehidupan, antara lain :
- merusak peradaban manusia.
- memperlakukan manusia sebagai objek.
- Jika kloning dilakukan manusia seolah seperti barang mekanis yang bisa dicetak semaunya oleh pemilik modal. Hal ini akan mereduksi nilai-nilai kemanusiaan yang dimiliki oleh manusia hasil kloning.
- kloning akan menimbulkan perasaan dominasi dari suatu kelompok tertentu terhadap kelompok lain. Kloning biasanya dilakukan pada manusia unggulan yang memiliki keistimewaan dibidang tertentu. Tidak mungkin kloning dilakukan pada manusia awam yang tidak memiliki keistimewaan. Misalnya kloning Einstein, kloning Beethoven maupun tokoh-tokoh yang lain. Hal ini akan menimbulkan perasaan dominasi oleh manusia hasil kloning tersebut sehingga bukan suatu kemustahilan ketika manusia hasil kloning malah menguasai manusia sebenarnya karena keunggulan mereka dalam berbagai bidang.
Kloning yang dilakukan pada
laki-laki atau perempuan baik yang bertujuan untuk memperbaiki kualitas
keturunan dengan menghasilkan keturunan yang lebih cerdas, lebih kuat, lebih
sehat, dan lebih rupawan, maupun yang bertujuan untuk memperbanyak keturunan
guna meningkatkan jumlah penduduk suatu bangsa agar bangsa atau negara itu
lebih kuat seandainya benar-benar terwujud, maka sungguh akan menjadi bencana
dan biang kerusakan bagi dunia.
Pelaksanaan kloning harus
mempertimbangkan beberapa prosedur, antara lain :
a) Riset klinis harus disesuaikan
dengan prinsip moral dan ilmu pengetahuan serta didasarkan atas eksperimen
dengan fakta-fakta ilmiah yang sudah pasti.
b) Riset klinis hendaknya diadakan
secara sah oleh ahli yang berkompeten dan di bawah pengawasan tenaga medis yang
ahli di bidangnya.
c) Setiap proyek riset klinis hendaknya
didahului oleh suatu observasi yang cermat terhadap bahaya yang mungkin terjadi
dibandingkan dengan manfaat yang diperoleh.
d) Dokter seharusnya memberikan
perhatian khusus dalam menjalankan riset klinis; yang mengubah kepribadian orang
menjadi objek, akibat obat-obatan, atau prosedur percobaan.
Dampak
Positif dan Negatif Kloning
Ø Dampak
Positif
Jika kloning dilakukan pada tumbuhan dapat memberikan keuntungan yang lebih banyak. Akan diperoleh tanaman baru dalam jumlah besar dalam waktu yang singkat dan dengan sifat yang identik atau sama dengan induknya. Jika tanaman induk mempunyai sifat-sifat unggul maka dapat dipastikan keturunannya pun akan memiliki sifat unggul yang sama dengan induknya. Upaya kloning pada tumbuhan juga dapat kita gunakan sebagai upaya konservasi tumbuhan langka. Adanya teknologi kloning pada tumbuhan dapat meningkatkan agrobisnis. Demikian pula halnya pada hewan ternak.
Terapi kloning juga bisa menyelamatkan para penderita yang mengalami gagal ginjal atau kerusakan jantung. Terapi kloning ini mempermudah penyediaan organ tubuh untuk dicangkokkan ke pasien, tetapi ini masih dalam tahap penelitian.
Jika kloning dilakukan pada tumbuhan dapat memberikan keuntungan yang lebih banyak. Akan diperoleh tanaman baru dalam jumlah besar dalam waktu yang singkat dan dengan sifat yang identik atau sama dengan induknya. Jika tanaman induk mempunyai sifat-sifat unggul maka dapat dipastikan keturunannya pun akan memiliki sifat unggul yang sama dengan induknya. Upaya kloning pada tumbuhan juga dapat kita gunakan sebagai upaya konservasi tumbuhan langka. Adanya teknologi kloning pada tumbuhan dapat meningkatkan agrobisnis. Demikian pula halnya pada hewan ternak.
Terapi kloning juga bisa menyelamatkan para penderita yang mengalami gagal ginjal atau kerusakan jantung. Terapi kloning ini mempermudah penyediaan organ tubuh untuk dicangkokkan ke pasien, tetapi ini masih dalam tahap penelitian.
Ø Dampak
Negatif
Kloning pada tanaman akan menghasilkan keturunan yang sama dengan induknya. Hal ini akan menurunkan keanekaragaman tanaman baru yang dihasilkan, demikian juga pada hewan. Sementara itu kloning pada hewan dan manusia masih banyak dipertentangkan sebab banyak akibat yang ditimbulkan. Contohnya, resiko kesehatan terhadap individu hasil kloning.
Kalangan yang menentang berpendapat bahwa kloning manusia dapat disalahgunakan untuk menciptakan spesies atau ras baru dengan tujuan yang bertentangan dengan nilai kemanusiaan. Lagipula, kloning pada mamalia belum sepenuhnya sempurna. Dapat dilihat pada Domba Dolly yang menderita berbagai penyakit.
Kloning pada tanaman akan menghasilkan keturunan yang sama dengan induknya. Hal ini akan menurunkan keanekaragaman tanaman baru yang dihasilkan, demikian juga pada hewan. Sementara itu kloning pada hewan dan manusia masih banyak dipertentangkan sebab banyak akibat yang ditimbulkan. Contohnya, resiko kesehatan terhadap individu hasil kloning.
Kalangan yang menentang berpendapat bahwa kloning manusia dapat disalahgunakan untuk menciptakan spesies atau ras baru dengan tujuan yang bertentangan dengan nilai kemanusiaan. Lagipula, kloning pada mamalia belum sepenuhnya sempurna. Dapat dilihat pada Domba Dolly yang menderita berbagai penyakit.
ii.
Bayi
tabung
Bayi tabung adalah bayi hasil
konsepsi atau pertemuan antara sel telur dan sperma yang terjaadi didalam
sebuah tabung yang dilakukan di laboratorium tabung yang akan digunakan untuk
mempertenukan sel telur dan sperma dibuat sedemikian rupa sehingga kondisinya
menyerupai tempat secara alami, yaitu oviduk ( saluran telur ) seiorang
perempuan.
Proses bayi tabung diawali dengan
pengambilan sel telur dari seorang perempuan yang baru saja mengalami ovulasi
kemudian , sel telur yang diambil tadi dibuahi dengan sperma yang sudah
dipersiapkan dalam tabung yang kondisinya telah diatur sedemikian rupa. Setelah
terjadi pembuahan, hasil pembuahan dipelihara beberapa saat dalam tabung tadi
hingga mencapai tahap tertentu , lalu ditanamkan kedalam rahim perempuan tadi.
Selanjutnya , diharapkan embrio tersebut akan tumbuh sebagai mana layaknya
janin pada umumnya.
1-8 hari
Produksi sel telur dirangsang oleh obat-obatan penyubur
9-13 hari
Pematangan sel-sel telur dalam ovarium dimonitor dengan pemindai ultrasound
14-15 hari
Sebelum ovulasi, sel-sel telur yang matang dipindah dengan jarum dari ovarium. Telur-telur ini dicampur dengan sperma pria dalam sebuah kaca (petri)
16-17 hari
Setelah inkubasi, telur yang sudah dibuahi dan menjadi embrio (dua atau empat sel) diletakkan dalam uterus.
Produksi sel telur dirangsang oleh obat-obatan penyubur
9-13 hari
Pematangan sel-sel telur dalam ovarium dimonitor dengan pemindai ultrasound
14-15 hari
Sebelum ovulasi, sel-sel telur yang matang dipindah dengan jarum dari ovarium. Telur-telur ini dicampur dengan sperma pria dalam sebuah kaca (petri)
16-17 hari
Setelah inkubasi, telur yang sudah dibuahi dan menjadi embrio (dua atau empat sel) diletakkan dalam uterus.
ü Dampak positif rekayasa reproduksi
sebagai berikut.
§ Menciptakan bibit unggul.
§ Meningkatkan gizi masyarakat.
§ Melestarikan plasma nutfah.
§ Meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi
sesuai dengan keinginan manusia.
§ Membantu pasangan yang kesulitan mendapatkan
anak dengan jalan pintas yaitu bayi tabung.
ü Dampak negatif rekayasa reproduksi
sebagai berikut.
§ Pada perbanyakan keturunan dengan kultur
jaringan yang memiliki materi genetis yang sama akan mudah terkena penyakit.
§ Merugikan petani dan peternak lokal yang
mengandalkan reproduksi secara alami.
§ Dikhawatirkan adanya penyalahgunaan teknologi
reproduksi untuk kepentingan pribadi yang merugikan orang lain. Misalnya misi
sebuah negara yang hendak menguasai dunia dengan menciptakan prajurit tangguh
dengan teknik pengkloningan.
§ Mengganggu proses seleksi alam.
makasih, sangat membantu :)
BalasHapus