Minggu, 20 Januari 2013

FOTOMETRI ANALISIS MEDIS

FISIKA
(FOTOMETRI)


PENYUSUN
CINTIA RISMA YULIANI
2012031018
PSKM 1B


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) FALETEHAN - SERANG

A.   Pengertian
Fotometri adalah titrasi untuk mengukur kandungan suatu zat dalam campuran
dengan mengukur absorbs. Fotometri merupakan peralatan dasar dilaboratorium klinik untuk mengukur intensitas atau kekuatan cahaya suatu larutan. Sebagian besar laboratorium klinik menggunakan alat ini karena alat ini dapat menentukan kadar suatu bahan didalam cairan tubuh seperti serum atau plasma. Prinsip dasar fotometri adalah pengukuran penyerapan sinar akibat interaksi sinar yang mempunyai panjang gelombang tertentu dengan larutan atau zat warna yang dilewatinya.
B.  Jenis- jenis Fotometri

1)      Fotometri ZENIX 188
Fotometri dengan Type ZENIX-188 . Photometer ZENIX-188 ini karena kualitasnya sudah terbukti dan populasinyapun hampir diseluruh indonesia. Fotometri ini sangat cocok digunakan untuk keperluan Laboratorium, Klinik,dan juga RS.
2)      Fotometri ZENIX-288
Fotometri ZENIX-288 yang memiliki kualitas terbaik. Fotometri Zenix288 adalah alat check dengan skala parameter yang banyak dan sangat cocok digunakan untuk Laboratorium, Klinik, Dan RS. Dengan didukung komponen-kompenen terbaik menjadikan Semi auto analyzer (sebutan lain) ini maksimal dalam kinerjanya.


3)      Fotometri BS 3000 M
Fotometri BS 3000 M adalah Fotometri yang dilengkapi dengan Sistem Serat dan Cuvvet. Sehingga memudahkan percampuran sample dan mengeluarkan hasil yang akurat dan lengkap dengan kadar-kadar pemerikasaan. Produk ini juga biasa di sebut Photometri OPTIVA, karena banyak Customer yang kadang belum tahu dan sebenarnya BS 3000 M ini Photometer OPTIVA. Fotometri ini bagus dan cocok di gunakan untuk pelengkap penting untuk Laboratorium, Klinik, dan juga Rumah Sakit.
4)      Fotometri 5010


5)      Fotometri 4010

6)      Fotometri  Rayto RT- 1904 C Chemistry Analyzer
Fungsi alat : Untuk mengecek kimia darah, koleserol OTPT (fungsi liver), Asam Urat Kreatinin (fungsi ginjal), gula darah, dll.





C.  Penggunaan Fotometri Pada Bidang Analisis Medis

a)      Penggunaan Metode Fotometri pada Penetapan Kadar Protein
Kepentingan penetapan kadar protein dalam analisis medis adalah:
1)      Untuk mengindikasikan adanya suatu penyakit dan gangguan fungsi ginjal.
2)      Untuk mengetahui kinerja suatu enzim.
Metode Fotometri:
Bahan:
F Reagen Albumin:
·         Citrate buffer pH 4,2 30 mmol/L
·         Bromocresol Green 0,26 mmol/L
F Standar Albumin 59/dL
F Blanko akuades
Alat:
F Tabung reaksi + rak
F Mikropipet, pipet tetes
F Yellow dan blue tip
F Spektrofotometri UV + Kuvet
F Labu takar + beker glass 100 ml








Cara Kerja:

Sampel Plasma
10 L
 
Blanko
10 L akuades
 
Baku (albumin)
10 L
 
 

                                                                                                                               
                                                                                                               





Replikasi 2x
 
 














                                                                                                                                            



b)     Penggunaan Metode Fotometri untuk Analisis Bentuk Wajah
Para ahli bedah plastik menyukai metode fotometri dalam menganalisis proporsi jaringan lunak, menentukan perbandingan preoperatif dan hasil postoperatif. Dalam bidang ilmu kedokteran gigi, metode fotometri juga sering digunakan untuk mengevaluasi konfigurasi fasial baik dalam arah frontal dan lateral. Kita dapat menganalisis proporsi wajah, simetri wajah, konveksivitas jaringan lunak wajah, bentuk wajah dengan menggunakan metode ini.
Analisis Fotometri (Photometric Analysis):
Pemeriksaan dan pengukuran pada foto profil dan foto fasial pasien, meliputi :
F Tipe profil
F Bentuk muka
F Bentuk kepala

a.      Pandangan Frontal
Evaluasi terhadap fotografi frontal adalah penting dalam menganalisis disproporsi dan asimetri wajah terhadap bidang transversal dan vertikal. Sebelum menganalisis, harus ditentukan terlebih dahulu dua titik pada orbital dan garis nasion perpendikuler. Dari pandangan frontal, dapat dianalisis proporsi wajah secara frontal, simetri wajah dan bentuk wajah. Proporsi wajah secara frontal dapat dianalisis dengan menggunakan bidang vertikal dan horizontal. Dengan menggunakan bidang vertikal, wajah dapat dibagi menjadi tiga bagian, bagian atas dari batas garis rambut ke titik glabella, bagian tengah dari titik glabella ke titik subnasal dan bagian bawah dari titik subnasal ke titik menton. Cara mengevaluasi lebar dari wajah dapat dilakukan dengan menggunakan garis-garis vertikal yang membagi wajah menjadi lima bagian yang sama. Simetri wajah dapat dianalisis dengan cara wajah dibagi dua dengan menggunakan garis simetri wajah yang melalui titik glabella, puncak hidung, titik tengah bibir atas dan titik tengah dagu. Bentuk wajah dapat dievaluasi berdasarkan indeks morfologi wajah. Bentuk morfologi wajah mempunyai hubungan terhadap lengkung gigi geligi, walaupun hubungan secara langsung tidak dapat dipastikan. Titik yang menjadi pedoman adalah nasion, zygoma, dan gnathion.


b.      Pandangan Lateral
Analisis wajah dengan metode fotometri pada pandangan lateral dapat menganalisis profil wajah (konveksitas), proporsi wajah dan analisis hidung. Evaluasi yang dilakukan pada pandangan lateral ini menggunakan bidang Horizontal Frankfurt sebagai pedomannya. Proporsi wajah secara lateral dapat dianalisis menjadi tiga bagian, yaitu sepertiga atas (trichion - glabella), sepertiga tengah (glabella - subnasal) dan sepertiga bawah (subnasal – menton). Analisis terhadap hidung dapat dilakukan dengan menggunakan sudut nasofasial dan sudut nasofrontal.4 Sudut nasofasial digunakan untuk mengevaluasi secara tidak langsung derajat proyeksi hidung. Sudut ini berkisar 36. Dalam menganalisis hubungan hidung dan dahi, sudut yang digunakan adalah sudut nasofrontal. Sudut ini berkisar 115-130. Analisis konveksitas wajah pada metode fotometri ini menggunakan dua garis penuntun, yaitu garis yang menghubungkan antara dahi dan batas terluar bibir atas dan garis yang menghubungkan batas terluar dari bibir atas dengan titik pogonion jaringan lunak. Tiga profil wajah yang dibedakan berdasarkan hubungan antara kedua garis penuntun tersebut, yaitu profil lurus (kedua garis cenderung membentuk garis lurus), profil konveks (kedua garis membentuk sudut yang cembung, yaitu posisi dagu cenderung ke posterior wajah yang disebut divergen posterior) dan profil konkaf (kedua garis membentuk sudut yang cekung, yaitu posisi dagu cenderung ke anterior wajah yang disebut divergen anterior).

c)      Penggunaan fotometri untuk mengukur kadar obat-obatan

ü  Kelebihan dari fotometri yaitu pemeriksaan lebih spesifik, karena alat ini mampu memisahkan dan mengukur kadar lebih dari satu macam obat.
ü  Kekurangannya alat ini memerlukan penanganan oleh teknisi yang terlatih.



DAFTAR KEPUSTAKAAN


poedjadi, Anna, 1994, Dasar-dasar Biokimia, UI, Press; Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar