A. Mengidentifikasi Unsur Cerita
Sebuah Cerita (Cerpen atau Novel) dibangun dari unsur-unsur yang terdapat
di dalam
karya itu (intrinsik) dan unsur-unsur yang berada di luar karya itu (ekstrinsik).
1.
Unsur-unsur
Intrinsik
a. Alur
Alur atau plot adalah rangkaian peristiwa
yang terjadi dari awal cerita hingga akhir cerita. Alur
bisa diartikan
sebagai hubungan antara peristiwa yang satu dengan peristiwa yang lain
berdasarkan hubungan sebab akibat.
Ada tiga jenis alur, yaitu alur
maju, alur mendur, dan alur campuran.
a)
Alur maju, pengarang memulai cerita pada saat
cerita itu dimulai hingga cerita berakhir.
b)
Alur mundur, pengarang mulai menceritakan
peristiwa sekarang, lalu bercerita tentang rangkaian peristiwa di masa lalu
tentang sebab peristiwa sekarang itu terjadi.
c)
Alur campuran, dipakai pengarang dengan
mengombinasikan alur maju dan alur mundur.
Alur
terdiri atas lima tahapan, yaitu pengenalan, keadaan mulai bergerak, keadaan
mulai
memuncak,
klimaks, dan penyelesaian.
b. Tema
Tema adalah masalah yang menjiwai dan
mendasari cerita secara menyeluruh. Banyak tema
yang dipilih
pengarang, misalnya tema cinta, keluarga, ketuhanan, masalah social,
kemanusiaan, dan lain lain.
c. Tokoh
Tokoh adalah para pelaku peristiwa
dalam sebuah cerita. Ada tiga jenis tokoh, yakni protagonis, antagonis, dan
tritagonis.
1)
Protagonis (tokoh utama)
Tokoh ini sangat berperan dan
menentukan dalam cerita. Tanpa tokoh ini, alur cerita tidak akan berjalan
dengan baik.
2)
Antagonis (tokoh yang berlawanan dengan tokoh
utama)
Tokoh ini merupakan lawan atau pihak
yang berseberangan dengan tokoh utama. Tokoh antagonis tidak identik dengan
tokoh jahat sebagaimana tokoh protagonis juga tidak selalu sebagai tokoh baik.
3)
Tritagonis (tokoh tambahan)
Tokoh ini merupakan tokoh pelengkap yang
diperlukan dalam hubungannya dengan toloh protagonis dan antagonis.
Karakter tokoh
dapat diketahui dari penjelasan pengarang secara langsung tentang tokoh,
gambaran fisik tokoh, tindakan yang dilakukan tokoh, ucapan tokoh, ucapan tokoh
lain tentang karakter tokoh suatu tokoh, dan lingkungan tokoh.
d. Latar
Latar adalah tempat, waktu, dan suasana
terjadinya rangkaian peristiwa dalam sebuah cerita.
Latar memberikan
gambaran atu penjelasan tentang kapan, di mana, dan bagaimana cerita
berlangsung dari awal hingga akhir.
e. Amanat
Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan
pengarang melalui cerita. Ada dua cara
menyampaikan
amanat, yaitu secara tersurat dan tersirat.
Penyampaian amanat dalam cerita secara
tersurat atau implisit, yakni pengarang menuliskan
pesan-pesannya
langsung tertulis dalam cerita itu, biasanya pada bagian akhir cerita. Adapun
penyampaian amanat secara tersirat atau ekplisit yaitu amanat tidak langsung
tertulis dalam cerita, tetapi bisa ditafsirkan dari percakapan tokoh, peristiwa
yang menimpa tokoh, atau akibat yang terjadi pada tokoh dalam akhir cerita.
f.
Sudut Pandang
Sudut Pandang adalah cara yang digunakan
pengarang dalam mengisahkan cerita. Ada dua
jenis sudut
pandang, yaitu sudut pandang orang pertama dan sudut pandang orang ketiga.
Sudut pandang orang pertama atau akuan,
pengarang sebagai tokoh aku. Peran tokoh aku bisa
sebagai
protagonis, antagonis, atau tritagonis. Tokoh aku memiliki keterbatasan untuk
mengetahui isi batin tokoh-tokoh lain. Namun, isi batin dan reaksi tokoh aku
terhadap tokoh lain terungkap dengan jelas.
Sudut Pandang orang ketiga atau diaan,
pengarang tidak berperan sebagai tokoh aku maupun
tokoh lain dalam
cerita. Pengarang mengambil posisi di luar cerita. Pengarang leluasa menuturkan
cerita, serba tahu terhadap tindak-tanduk dan isi batin setiap tokoh dalam
ceritanya.
g. Konflik
Konflik adalah pertentangan atau hal yang
menyebabkan ketegangan agar cerita terus
berkembang.
Tanpa konflik, alur cerita tidak mungkin berjalan sampai tahap penyelesaian.
Konflik banyak jenisnya, antara lain konflik pribadi (batin), konflik sosial,
konflik dengan alam, konflik budaya, dan konflik agama.
2.
Unsur-unsur
Ekstrinsik
a. Riwayat hidup
pengarang
Sebuah karya sastra yang
ditulis oleh seorang pengarang dipengaruhi oleh tempat di mana
pengarang lahir dan pengalaman-pengalaman
hidup yang dialaminya. Warna local akan melekat pada karyanya, seperti tempat
disekitar ia tinggal, bahasa, adat istiadat, dan budaya.
b. Zaman ketika
karya itu diciptakan
Pengarang lahir pada zaman
yang berbeda-beda. Cerita yang ditulis pada zaman tertentu
memiliki ciri khas yang berbeda dengan
cerita yang ditulis pada zaman lain.
c. Keadaan
masyarakat ketika karya itu diciptakan
Pengarang telah berjasa
mengabadikan keadaan masyarakat yang berubah-ubah melalui
karya-karyanya. Misalnya keadaan
masyarakat pada masa revolusi dengan kedaan masyarakat pada masa reformasi
d. Ideologi,
agama, dan pandangan hidup pengarang
Pengarang adalah pencipta
suatu karya sastra. Setiap pengarang memiliki ideologi, agama,
dan pandangan hidupnya
masing-masing. Semuanya itu memengaruhi karya
yang ia ciptakan. Misalnya cerpen karya kuntowijaya sangat kental dengan nuansa
agama islam, sesuai dengan agama yang dianutnya.
B. Mendiskusikan
Masalah dari Berbagai Berita
Diskusi adalah pertemuan ilmiah untuk
bertukar pikiran mengenai suatu masalah. Masalah yang
menjadi bahan diskusi biasanya adalah
masalah yang sedang actual, penting, menarik dan berkaitan dengan kepentigan
bersama.
Jenis-jenis
diskusi, yaitu:
a)
Diskusi
Panel
Diskusi panel adalah diskusi yang dilakukan oleh sekelompok orang untuk
membahas suatu topic
yang menjadi perhatian umum dihadapan
orang banyak. Ciri khas diskusi panel adalah membicarakan suatu topic yang
menjadi perhatian orang banyak di depan khalayak ramai. Teknik diskusinya,
yaitu sekelompok orang berdiskusi di depan khalayak ramai (bisa di televise
atau radio).
b)
Diskusi
Kelompok
Diskusi kelompok adalah diskusi yang didasarkan pada kemampuan kelompok
maupun kekompakan
yang dimiliki anggota kelompok dalam
mengambil kesimpulan untuk memecahkan masalah. Ciri khasnya adalah mengutamakan
kekompakan kelompok. Teknik diskusinya, yaitu membagi-bagi peserta diskusi
menjadi beberapa kelompok.
c)
Debat
Debat adalah diskusi yang dilakukan dengan bebas oleh siapa pun yang
ikut berpartisipasi dan bebas
mengeluarkan pendapat sesuai pilihan
pendapatnya. Ciri khasnya adalah terdapat pihak yang menang dan pihak yang
kalah, bergantung pada pihak mana yang memiliki argument kuat. Teknik
diskusinya, yaitu dua kelompok berhadapan dan mempertahankan pendapat
masing-masing.
d)
Seminar
Seminar adalah diskusi yang yang melibatkan banyak orang, setiap peserta
dilibatkan untuk
bertanya kepada pembicara atau
narasumber. Ciri khasnya adalah ada narasumber, pemandu (moderator), dan
notulis. Teknik diskusinya, yaitu narasumber yang dipandu moderator memaparkan
masalah, dilanjutkan dengan tanya jawab.
e)
Simposium
Simposium adalah pertemuan yang bertujuan untuk menampung pendapat-pendapat
tentang suatu
masalah atau suatu objek. Ciri khasnya
adalah para pembicara merupakan orang-orang ahli yang mempunyai pandangan
berbeda. Teknik diskusinya, yaitu para pembicara berpidato, kemudian pendengar
bertanya kepada salah seorang pembicara.
Hal-hal yang menjadi tugas dan tanggung jawab pemimpin, peserta, dan
pembicara adalah sebagai berikut.
a.
Pemimpin
diskusi
·
Menetapkan
tata tertib diskusi;
·
Membuka
diskusi;
·
Mengendalikan
diskusi agar tetap berjalan baik;
·
Menutup
diskusi.
b.
Pembicara
·
Menyusun
makalah;
·
Menyajikan
makalah secara sistematis dan jelas;
·
Menyajikan
pertanyaan peserta diskusi.
c.
Peserta
·
Membaca
dan mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan topic diskusi;
·
Menyimak
presentasi dengan penuh perhatian;
·
Mengajukan
pertanyaan singkat dan jelas;
·
Menciptakan
suasana yang tenang dan tertib.
Dalam setiap diskusi tentu ditemukan
persetujuan ataupun sanggahan terhadap suatu pendapat.
a)
Untuk
menyetujui pendapat orang lain, hal-hal yang harus diperhatikan:
o Persetujuan harus disampaikan dengan
jelas, singkat, dan sistematis;
o Memberikan persetujuan dengan alasan
dan referensi kuat;
o Persetujuan
b)
Untuk
menyanggah pendapat orang lain, hal-hal yang harus diperhatikan:
o Penolakan disampaikan dengan jelas
berdasarkan lasan atau argument yang logis;
o Menjaga sikap santun dan mengendalikan
emosi negative terhadap orang lain;
C.
Mengidentifikasi
Ide Teks Nonsastra dengan Membaca Ekstensif
Membaca Ekstensif merupakan suatu
teknik membaca dengan cara menemukan hal-hal yang
dicari dalam bacaan secara cepat.
Manfaat membaca ekstensif antara lain pembaca terbiasa focus untuk mencari
hal-hal yang ingin didapatkan dari suatu bacaan atu teks.
Berbeda dengan membaca ekstensif,
membaca intensif adalah membaca secara saksama, teliti,
dan terperinci. Membaca intensif
biasanya untuk tujuan studi atau pemahaman isi teks secara menyeluruh dan
mendalam.
Membaca
ekstensif mencakup membaca survei (survey reading), membaca sekilas (skimming),
dan membaca dangkal (superficial reading).
Membaca
survey dilakukan dengan tahap-tahap:
§ Memeriksa, meneliti indeks dan daftar
kata-kata yang terdapat dalam buku;
§ Melihat, memeriksa, dan meneliti
judul-judul bab yang terdapat dalam buku;
§ Memeriksa, meneliti bagian, skema, dan
outline buku.
Membaca sekilas adalah membaca yang
membuat mata kita bergerak dengan cepat untuk
melihat dan memerhatikan bahan
tertulis untuk mencari serta mendapatkan informasi.
Tiga tujuan utama membaca sekilas:
§ Untuk memperoleh suatu kesan secara
umum dari suatu buku, artikel, atau tulisan singkat;
§ Untuk menemukan hal tertentu dari
suatu bahan bacaan;
§ Untuk menemukan bahan yang diperlukan
dalam perpustakaan.
Membaca dangkal bertujuan untuk
memperoleh pemahaman yang dangkal (bersifat luar).
Membaca dangkal dilakukan untuk
kesenangan dan mengisi waktu senggang, misalnya membaca cerpen atau novel
ringan yang sifatnya menghibur.
D.
Menulis hasil Observasi dalam Bentuk
Paragraf Deskriptif
Paragraf deskriptif adalah paragraf
yang menggambarkan sesuatu sehingga pembaca seolah-
olah dapat melihat, mendengar, meraba
dan merasakan sendiri apa yang ditulis oleh penulisnya. Paragraf deskriptif
yang menggambarkan suatu objek dengan urutan sistematis, misalnya
mendeskripsikan seseorang dari atas kebawah, tanpa memberikan kesan apa pun
disebut deskripsi teknis-ekspositori. Namun, jika mendeskripsikan objek yang
disertai dengan kesan kita terhadapnya misalnya mendeskripsikan seseorang
sebagai orang yang cantik atau tampan, disebut dengan deskripsi
sugesti-impresionistis.
A. Menyimpulkan
Isi Informasi yang Disampaikan secara Langsung
Sebuah informasi, baik berupa teks
maun tulisan, lazim terdapat fakta dan data untuk meyakinkan penerima informasi
bahwa informasi yang disampaikan adalah benar. Informasi memiliki hubungan satu
sama lain, berdasarkan hubungan itu penerima informasi bisa mengambil
kesimpulan. Kesimpulan adalah inti atau pokok yang memberikan gambaran secara
umum tentang isi sebuah informasi.
B. Memberikan
Kritik terhadap Suatu Informasi
Kritik perlu dilontarkan karena materi
informasi tidak selalu sependapat dengan kita, misalnya bertentangan dengan
nilai-nilai moral, mengabaikan peraturan, merugikan masyarakat banyak atau
pihak tertentu, tidak menghargai sisi manusiawi, merendahkan ajaran agama, dan
lain-lain.
Kritik adalah kecaman
disertai pertimbangan baik-buruk terhadap suatu hasil karya, pendapat, dan
sebagainya.
C. Merangkum
Informasi dengan Membaca Memindai
Rangkuman atau ringkasan adalah
penyajian singkat dari suatu karangan asli. Rangkuman berfungsi memudahkan
pembaca mengetahui garis besar isi sebuah teks (artikel, buku, dan sebagainya)
dalam waktu singkat.
Ciri-ciri rangkuman:
1.
Mempertahankan
struktur (urutan asli) karangan asli;
2.
Menggunakan
bahasa dan sudut pandang pengarang asli;
3.
Mempertahankan
pikiran pengarang asli;
4.
Perbandingan
bagian atau bab karangan asli tetap dipertahankam secara proposional.
Membaca dapat diklasifikaisikan
menjadi membaca intensif dan membaca ekstensif. Membaca intensif adalah membaca
dengan seksama, teliti, dan terperinci. Membaca ekstensif adalah membaca secara
luas (yakni membaca teks sebanyak mungkin) dalam waktu secepat mungkin.
Jenis-jenis membaca ekstensif:
1.
Membaca
Survei (Survey Reading)
Membaca survey dilakukan pada sebuah buku dengan tahapan :
a.
Memeriksa,
meneliti indeks, dan daftar kata-kata;
b.
Melihat,
memeriksa, dan meneliti judul-judul bab;
c.
Memeriksa,
meneliti baga, skema, dan outline.
2.
Membaca
Sekilas (Skimming)
Membaca sekilas adalah membaca dengan mata bergerak cepat untuk melihat
dan memerhatikan bahan tertulis untuk mencari serta mendapatkan informasi.
Tujuan membaca sekilas :
a.
Untuk
memperoleh suatu pesan kesan umum dari suatu buku, artikel, atau tulisan
singkat;
b.
Untuk
menemukan hal tertentu dari suatu bahan bacaan;
c.
Untuk
menemukan bahan yang diperlukan dalam perpustakaan.
3.
Membaca
Dangkal (Superficial Reading)
Membaca dangkal bertujuan
untuk memperoleh pemahaman yang dangkal, yakni untuk kesenangan dan mengisi
waktu senggang, misalnya, membaca cerpen atau novel.
4.
Membaca
Memindai (Scanning)
Memindai artinya melihat
dengan cermat dan lama.Dengan membaca memindai, kita bisa menulis rangkuman
atau ringkasan dari sebuah buku. Dengan demikian, seluruh isi informasi dari yang
buku yang kit abaca dapat disajikan secara singkat dalam beberapa kalimat.
D. Menulis
Gagasan dalam Paragraf Argumentatif
Paragraf argumentatif adalah paragraph yang ditulis dengan tujuan untuk
meyakinkan pembaca, dengan menyertakan lasan dan bukti sehingga pembaca yakin
bahwa apa yang ditulis oleh penulis adalah benar. Ciri paragraph argumentatif
adalah terdapat gagasan yang didukung alas an dan bukti yang meyakinkan.
Paragraf argumentatif diperlukan pada saat ingin mengemukakan suatu gagasan.
Alasan dan bukti harus ada agar pembaca yakin atau tidak meragukan apa yang
ditulis.
E. Menemukan
Hal-hal yang Menarik tentang Tokoh Cerita Rakyat
Dongeng adalah cerita tentang suatu hal yang tidak pernah terjadi dan
juga tak mungkin terjadi dalam dunia nyata, semata-mata hanya cerita rekaan
atau imajinasi. Dongeng bersifat fantasi. Dongeng digolongkan menjadi beberapa
jenis, seperti berikut :
a)
Cerita
jenaka, yaitu cerita tentang tingkah laku orang bodoh, orang malas, atau orang
cerdik. Misalnya, cerita “Pak Pandir”, “Si Kabayan”, “Abu Nawas”, dan “Lebai
Malang”.
b)
Legenda,
yaitu cerita mengenai asal-usul terjadinya suatu fenomena alam atau suatu
tempat. Misalnya, cerita “Sangkuriang”, “Gunung Tangkuban Perahu”, dan
“Terjadinya Rawa Pening”.
c)
Mite,
yaitu cerita tentang dewa-dewi, roh atau makhluk halus. Misalnya, cerita “Nyi
Roro Kidul” dan “Kiai Ageng Solo”.
d)
Sage,
yaitu cerita yang didalamnya mengandung unsure sejarah, namun sukar dipercaya
kebenarannya karena unsure sejarahnya terdesak oleh unsure fantasi. Misalnya,
cerita “Jaka Tarub” dan “Lutung Kasarung”.
e)
Parabel,
yaitu cerita perumpamaan yang biasanya digunakan untuk mendidik tentang
kesusilaan dan keagamaan. Misalnya, cerita “Damarwulan” dan “Sepasang Selop
Putih”.
f)
Fabel,
yaitu cerita tentang kehidupan binatang. Dalam fable, binatang-binatang
memiliki kemampuan seperti manusia, yakni berpikir, berbicara, dan
bermasyarakat. Misalnya, cerita “Kancil dengan Buaya” dan “Tupai dengan Rubah
Bersahabat”.
F. Menjelaskan
Hal-hal yang Menarik tentang Latar Cerita Rakyat
Didalam dongeng terdapat
alur, tokoh, tema, amanat, latar, sudut pandang, dan konflik. Ada sedikit
perbedaan antara latar cerpen sebagai bentuk prosa baru dengan latar cerita
rakyat sebagai bentuk prosa lama. Latar cerpen kebanyakan memilih latar yang
ada dalam kehidupan nyata (misalnya memilih latardi kota bogor), sedangkan
latar cerita rakyat kebanyakan lebih bersifat khayal, dari negeri
“antah-berantah”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar