Selasa, 11 Desember 2012

Bahasa Indonesia








A. Mengidentifikasi Unsur Cerita
Sebuah Cerita (Cerpen atau Novel) dibangun dari unsur-unsur yang terdapat di dalam
karya itu (intrinsik) dan unsur-unsur yang berada di luar karya itu (ekstrinsik).
1.      Unsur-unsur Intrinsik
a.       Alur
Alur atau plot adalah rangkaian peristiwa yang terjadi dari awal cerita hingga akhir cerita. Alur
bisa diartikan sebagai hubungan antara peristiwa yang satu dengan peristiwa yang lain berdasarkan hubungan sebab akibat.
                Ada tiga jenis alur, yaitu alur maju, alur mendur, dan alur campuran.
a)      Alur maju, pengarang memulai cerita pada saat cerita itu dimulai hingga cerita berakhir.
b)      Alur mundur, pengarang mulai menceritakan peristiwa sekarang, lalu bercerita tentang rangkaian peristiwa di masa lalu tentang sebab peristiwa sekarang itu terjadi.
c)       Alur campuran, dipakai pengarang dengan mengombinasikan alur maju dan alur mundur.
Alur terdiri atas lima tahapan, yaitu pengenalan, keadaan mulai bergerak, keadaan mulai
memuncak, klimaks, dan penyelesaian.
b.      Tema
Tema adalah masalah yang menjiwai dan mendasari cerita secara menyeluruh. Banyak tema
yang dipilih pengarang, misalnya tema cinta, keluarga, ketuhanan, masalah social, kemanusiaan, dan lain lain.
c.       Tokoh
Tokoh adalah para pelaku peristiwa dalam sebuah cerita. Ada tiga jenis tokoh, yakni protagonis, antagonis, dan tritagonis.
1)      Protagonis (tokoh utama)
Tokoh ini sangat berperan dan menentukan dalam cerita. Tanpa tokoh ini, alur cerita tidak akan berjalan dengan baik.

2)      Antagonis (tokoh yang berlawanan dengan tokoh utama)
Tokoh ini merupakan lawan atau pihak yang berseberangan dengan tokoh utama. Tokoh antagonis tidak identik dengan tokoh jahat sebagaimana tokoh protagonis juga tidak selalu sebagai tokoh baik.
3)      Tritagonis (tokoh tambahan)
Tokoh ini merupakan tokoh pelengkap yang diperlukan dalam hubungannya dengan toloh protagonis dan antagonis.
Karakter tokoh dapat diketahui dari penjelasan pengarang secara langsung tentang tokoh, gambaran fisik tokoh, tindakan yang dilakukan tokoh, ucapan tokoh, ucapan tokoh lain tentang karakter tokoh suatu tokoh, dan lingkungan tokoh.
d.      Latar

Latar adalah tempat, waktu, dan suasana terjadinya rangkaian peristiwa dalam sebuah cerita.
Latar memberikan gambaran atu penjelasan tentang kapan, di mana, dan bagaimana cerita berlangsung dari awal hingga akhir.
e.      Amanat
Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan pengarang melalui cerita. Ada dua cara
menyampaikan amanat, yaitu secara tersurat dan tersirat.
Penyampaian amanat dalam cerita secara tersurat atau implisit, yakni pengarang menuliskan
pesan-pesannya langsung tertulis dalam cerita itu, biasanya pada bagian akhir cerita. Adapun penyampaian amanat secara tersirat atau ekplisit yaitu amanat tidak langsung tertulis dalam cerita, tetapi bisa ditafsirkan dari percakapan tokoh, peristiwa yang menimpa tokoh, atau akibat yang terjadi pada tokoh dalam akhir cerita.
f.        Sudut Pandang
Sudut Pandang adalah cara yang digunakan pengarang dalam mengisahkan cerita. Ada dua
jenis sudut pandang, yaitu sudut pandang orang pertama dan sudut pandang orang ketiga.
Sudut pandang orang pertama atau akuan, pengarang sebagai tokoh aku. Peran tokoh aku bisa
sebagai protagonis, antagonis, atau tritagonis. Tokoh aku memiliki keterbatasan untuk mengetahui isi batin tokoh-tokoh lain. Namun, isi batin dan reaksi tokoh aku terhadap tokoh lain terungkap dengan jelas.
Sudut Pandang orang ketiga atau diaan, pengarang tidak berperan sebagai tokoh aku maupun
tokoh lain dalam cerita. Pengarang mengambil posisi di luar cerita. Pengarang leluasa menuturkan cerita, serba tahu terhadap tindak-tanduk dan isi batin setiap tokoh dalam ceritanya.
g.       Konflik
Konflik adalah pertentangan atau hal yang menyebabkan ketegangan agar cerita terus
berkembang. Tanpa konflik, alur cerita tidak mungkin berjalan sampai tahap penyelesaian. Konflik banyak jenisnya, antara lain konflik pribadi (batin), konflik sosial, konflik dengan alam, konflik budaya, dan konflik agama.
2.      Unsur-unsur Ekstrinsik
a.       Riwayat hidup pengarang
Sebuah karya sastra yang ditulis oleh seorang pengarang dipengaruhi oleh tempat di mana
pengarang lahir dan pengalaman-pengalaman hidup yang dialaminya. Warna local akan melekat pada karyanya, seperti tempat disekitar ia tinggal, bahasa, adat istiadat, dan budaya.
b.      Zaman ketika karya itu diciptakan
Pengarang lahir pada zaman yang berbeda-beda. Cerita yang ditulis pada zaman tertentu
memiliki ciri khas yang berbeda dengan cerita yang ditulis pada zaman lain.
c.       Keadaan masyarakat ketika karya itu diciptakan
Pengarang telah berjasa mengabadikan keadaan masyarakat yang berubah-ubah melalui
karya-karyanya. Misalnya keadaan masyarakat pada masa revolusi dengan kedaan masyarakat pada masa reformasi
d.      Ideologi, agama, dan pandangan hidup pengarang
Pengarang adalah pencipta suatu karya sastra. Setiap pengarang memiliki ideologi, agama,
dan pandangan hidupnya masing-masing.  Semuanya itu memengaruhi karya yang ia ciptakan. Misalnya cerpen karya kuntowijaya sangat kental dengan nuansa agama islam, sesuai dengan agama yang dianutnya.
B.   Mendiskusikan Masalah dari Berbagai Berita
Diskusi adalah pertemuan ilmiah untuk bertukar pikiran mengenai suatu masalah. Masalah yang
menjadi bahan diskusi biasanya adalah masalah yang sedang actual, penting, menarik dan berkaitan dengan kepentigan bersama.
                Jenis-jenis diskusi, yaitu:
a)      Diskusi Panel
Diskusi panel adalah diskusi yang dilakukan oleh sekelompok orang untuk membahas suatu topic
yang menjadi perhatian umum dihadapan orang banyak. Ciri khas diskusi panel adalah membicarakan suatu topic yang menjadi perhatian orang banyak di depan khalayak ramai. Teknik diskusinya, yaitu sekelompok orang berdiskusi di depan khalayak ramai (bisa di televise atau radio).
b)      Diskusi Kelompok
Diskusi kelompok adalah diskusi yang didasarkan pada kemampuan kelompok maupun kekompakan
yang dimiliki anggota kelompok dalam mengambil kesimpulan untuk memecahkan masalah. Ciri khasnya adalah mengutamakan kekompakan kelompok. Teknik diskusinya, yaitu membagi-bagi peserta diskusi menjadi beberapa kelompok.
c)       Debat
Debat adalah diskusi yang dilakukan dengan bebas oleh siapa pun yang ikut berpartisipasi dan bebas
mengeluarkan pendapat sesuai pilihan pendapatnya. Ciri khasnya adalah terdapat pihak yang menang dan pihak yang kalah, bergantung pada pihak mana yang memiliki argument kuat. Teknik diskusinya, yaitu dua kelompok berhadapan dan mempertahankan pendapat masing-masing.
d)      Seminar
Seminar adalah diskusi yang yang melibatkan banyak orang, setiap peserta dilibatkan untuk
bertanya kepada pembicara atau narasumber. Ciri khasnya adalah ada narasumber, pemandu (moderator), dan notulis. Teknik diskusinya, yaitu narasumber yang dipandu moderator memaparkan masalah, dilanjutkan dengan tanya jawab.
e)      Simposium
Simposium adalah pertemuan yang bertujuan untuk menampung pendapat-pendapat tentang suatu
masalah atau suatu objek. Ciri khasnya adalah para pembicara merupakan orang-orang ahli yang mempunyai pandangan berbeda. Teknik diskusinya, yaitu para pembicara berpidato, kemudian pendengar bertanya kepada salah seorang pembicara.
Hal-hal yang menjadi tugas dan tanggung jawab pemimpin, peserta, dan pembicara adalah sebagai berikut.
a.       Pemimpin diskusi
·         Menetapkan tata tertib diskusi;
·         Membuka diskusi;
·         Mengendalikan diskusi agar tetap berjalan baik;
·         Menutup diskusi.
b.      Pembicara
·         Menyusun makalah;
·         Menyajikan makalah secara sistematis dan jelas;
·         Menyajikan pertanyaan peserta diskusi.
c.       Peserta
·         Membaca dan mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan topic diskusi;
·         Menyimak presentasi dengan penuh perhatian;
·         Mengajukan pertanyaan singkat dan jelas;
·         Menciptakan suasana yang tenang dan tertib.
Dalam setiap diskusi tentu ditemukan persetujuan ataupun sanggahan terhadap suatu pendapat.
a)      Untuk menyetujui pendapat orang lain, hal-hal yang harus diperhatikan:
o   Persetujuan harus disampaikan dengan jelas, singkat, dan sistematis;
o   Memberikan persetujuan dengan alasan dan referensi kuat;
o   Persetujuan
b)      Untuk menyanggah pendapat orang lain, hal-hal yang harus diperhatikan:
o   Penolakan disampaikan dengan jelas berdasarkan lasan atau argument yang logis;
o   Menjaga sikap santun dan mengendalikan emosi negative terhadap orang lain;

C.     Mengidentifikasi Ide Teks Nonsastra dengan Membaca Ekstensif

Membaca Ekstensif merupakan suatu teknik membaca dengan cara menemukan hal-hal yang
dicari dalam bacaan secara cepat. Manfaat membaca ekstensif antara lain pembaca terbiasa focus untuk mencari hal-hal yang ingin didapatkan dari suatu bacaan atu teks.
Berbeda dengan membaca ekstensif, membaca intensif adalah membaca secara saksama, teliti,
dan terperinci. Membaca intensif biasanya untuk tujuan studi atau pemahaman isi teks secara menyeluruh dan mendalam.
                Membaca ekstensif mencakup membaca survei (survey reading), membaca sekilas (skimming), dan membaca dangkal (superficial reading).
                Membaca survey dilakukan dengan tahap-tahap:
§  Memeriksa, meneliti indeks dan daftar kata-kata yang terdapat dalam buku;
§  Melihat, memeriksa, dan meneliti judul-judul bab yang terdapat dalam buku;
§  Memeriksa, meneliti bagian, skema, dan outline buku.

Membaca sekilas adalah membaca yang membuat mata kita bergerak dengan cepat untuk
melihat dan memerhatikan bahan tertulis untuk mencari serta mendapatkan informasi.
Tiga tujuan utama membaca sekilas:
§  Untuk memperoleh suatu kesan secara umum dari suatu buku, artikel, atau tulisan singkat;
§  Untuk menemukan hal tertentu dari suatu bahan bacaan;
§  Untuk menemukan bahan yang diperlukan dalam perpustakaan.

Membaca dangkal bertujuan untuk memperoleh pemahaman yang dangkal (bersifat luar).
Membaca dangkal dilakukan untuk kesenangan dan mengisi waktu senggang, misalnya membaca cerpen atau novel ringan yang sifatnya menghibur.
D.      Menulis hasil Observasi dalam Bentuk Paragraf Deskriptif

Paragraf deskriptif adalah paragraf yang menggambarkan sesuatu sehingga pembaca seolah-
olah dapat melihat, mendengar, meraba dan merasakan sendiri apa yang ditulis oleh penulisnya. Paragraf deskriptif yang menggambarkan suatu objek dengan urutan sistematis, misalnya mendeskripsikan seseorang dari atas kebawah, tanpa memberikan kesan apa pun disebut deskripsi teknis-ekspositori. Namun, jika mendeskripsikan objek yang disertai dengan kesan kita terhadapnya misalnya mendeskripsikan seseorang sebagai orang yang cantik atau tampan, disebut dengan deskripsi sugesti-impresionistis.

































A.   Menyimpulkan Isi Informasi yang Disampaikan secara Langsung

Sebuah informasi, baik berupa teks maun tulisan, lazim terdapat fakta dan data untuk meyakinkan penerima informasi bahwa informasi yang disampaikan adalah benar. Informasi memiliki hubungan satu sama lain, berdasarkan hubungan itu penerima informasi bisa mengambil kesimpulan. Kesimpulan adalah inti atau pokok yang memberikan gambaran secara umum tentang isi sebuah informasi.
B.   Memberikan Kritik terhadap Suatu Informasi

Kritik perlu dilontarkan karena materi informasi tidak selalu sependapat dengan kita, misalnya bertentangan dengan nilai-nilai moral, mengabaikan peraturan, merugikan masyarakat banyak atau pihak tertentu, tidak menghargai sisi manusiawi, merendahkan ajaran agama, dan lain-lain.
        Kritik adalah kecaman disertai pertimbangan baik-buruk terhadap suatu hasil karya, pendapat, dan sebagainya.
C.   Merangkum Informasi dengan Membaca Memindai

Rangkuman atau ringkasan adalah penyajian singkat dari suatu karangan asli. Rangkuman berfungsi memudahkan pembaca mengetahui garis besar isi sebuah teks (artikel, buku, dan sebagainya) dalam waktu singkat.
Ciri-ciri rangkuman:
1.       Mempertahankan struktur (urutan asli) karangan asli;
2.       Menggunakan bahasa dan sudut pandang pengarang asli;
3.       Mempertahankan pikiran pengarang asli;
4.       Perbandingan bagian atau bab karangan asli tetap dipertahankam secara proposional.
Membaca dapat diklasifikaisikan menjadi membaca intensif dan membaca ekstensif. Membaca intensif adalah membaca dengan seksama, teliti, dan terperinci. Membaca ekstensif adalah membaca secara luas (yakni membaca teks sebanyak mungkin) dalam waktu secepat mungkin.
Jenis-jenis membaca ekstensif:

1.       Membaca Survei (Survey Reading)
Membaca survey dilakukan pada sebuah buku dengan tahapan :
a.       Memeriksa, meneliti indeks, dan daftar kata-kata;
b.      Melihat, memeriksa, dan meneliti judul-judul bab;
c.       Memeriksa, meneliti baga, skema, dan outline.

2.       Membaca Sekilas (Skimming)
Membaca sekilas adalah membaca dengan mata bergerak cepat untuk melihat dan memerhatikan bahan tertulis untuk mencari serta mendapatkan informasi. Tujuan membaca sekilas :
a.       Untuk memperoleh suatu pesan kesan umum dari suatu buku, artikel, atau tulisan singkat;
b.      Untuk menemukan hal tertentu dari suatu bahan bacaan;
c.       Untuk menemukan bahan yang diperlukan dalam perpustakaan.

3.       Membaca Dangkal (Superficial Reading)
Membaca dangkal bertujuan untuk memperoleh pemahaman yang dangkal, yakni untuk kesenangan dan mengisi waktu senggang, misalnya, membaca cerpen atau novel.
4.       Membaca Memindai (Scanning)
Memindai artinya melihat dengan cermat dan lama.Dengan membaca memindai, kita bisa menulis rangkuman atau ringkasan dari sebuah buku. Dengan demikian, seluruh isi informasi dari yang buku yang kit abaca dapat disajikan secara singkat dalam beberapa kalimat.
D.   Menulis Gagasan dalam Paragraf Argumentatif

Paragraf argumentatif adalah paragraph yang ditulis dengan tujuan untuk meyakinkan pembaca, dengan menyertakan lasan dan bukti sehingga pembaca yakin bahwa apa yang ditulis oleh penulis adalah benar. Ciri paragraph argumentatif adalah terdapat gagasan yang didukung alas an dan bukti yang meyakinkan. Paragraf argumentatif diperlukan pada saat ingin mengemukakan suatu gagasan. Alasan dan bukti harus ada agar pembaca yakin atau tidak meragukan apa yang ditulis.


E.   Menemukan Hal-hal yang Menarik tentang Tokoh Cerita Rakyat

Dongeng adalah cerita tentang suatu hal yang tidak pernah terjadi dan juga tak mungkin terjadi dalam dunia nyata, semata-mata hanya cerita rekaan atau imajinasi. Dongeng bersifat fantasi. Dongeng digolongkan menjadi beberapa jenis, seperti berikut :
a)      Cerita jenaka, yaitu cerita tentang tingkah laku orang bodoh, orang malas, atau orang cerdik. Misalnya, cerita “Pak Pandir”, “Si Kabayan”, “Abu Nawas”, dan “Lebai Malang”.
b)      Legenda, yaitu cerita mengenai asal-usul terjadinya suatu fenomena alam atau suatu tempat. Misalnya, cerita “Sangkuriang”, “Gunung Tangkuban Perahu”, dan “Terjadinya Rawa Pening”.
c)       Mite, yaitu cerita tentang dewa-dewi, roh atau makhluk halus. Misalnya, cerita “Nyi Roro Kidul” dan “Kiai Ageng Solo”.
d)      Sage, yaitu cerita yang didalamnya mengandung unsure sejarah, namun sukar dipercaya kebenarannya karena unsure sejarahnya terdesak oleh unsure fantasi. Misalnya, cerita “Jaka Tarub” dan “Lutung Kasarung”.
e)      Parabel, yaitu cerita perumpamaan yang biasanya digunakan untuk mendidik tentang kesusilaan dan keagamaan. Misalnya, cerita “Damarwulan” dan “Sepasang Selop Putih”.
f)       Fabel, yaitu cerita tentang kehidupan binatang. Dalam fable, binatang-binatang memiliki kemampuan seperti manusia, yakni berpikir, berbicara, dan bermasyarakat. Misalnya, cerita “Kancil dengan Buaya” dan “Tupai dengan Rubah Bersahabat”.

F.    Menjelaskan Hal-hal yang Menarik tentang Latar Cerita Rakyat
Didalam dongeng terdapat alur, tokoh, tema, amanat, latar, sudut pandang, dan konflik. Ada sedikit perbedaan antara latar cerpen sebagai bentuk prosa baru dengan latar cerita rakyat sebagai bentuk prosa lama. Latar cerpen kebanyakan memilih latar yang ada dalam kehidupan nyata (misalnya memilih latardi kota bogor), sedangkan latar cerita rakyat kebanyakan lebih bersifat khayal, dari negeri “antah-berantah”.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar